
Alyssa Azka: Torehkan Prestasi Melalui ‘Tendangan’
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tidak pernah kehabisan mahasiswa yang memiliki prestasi baik di bidang akademik maupun non-akademik. Alyssa Azka atau yang lebih akrab dipanggil Atta merupakan mahasiswi program studi hubungan masyarakat tahun 2020. Atta merupakan mahasiswa berprestasi Fikom Unpad yang mewakili Fikom untuk berlaga di tingkat universitas. Selain sebagai mahasiswa berprestasi, Atta juga merupakan seorang atlet Taekwondo yang memiliki segudang prestasi. Baru-baru ini, Atta mewakili Kota Bandung di Pekan Olahraga Nasional XX di Papua pada tahun 2021.
Awal perkenalan Atta dengan Taekwondo dimulai dari kegiatan ekstrakurikuler di SD. Saat itu, Atta diarahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti Taekwondo dibandingkan kegiatan lain. Namun, siapa sangka kegiatan ekstrakurikuler SD tersebut berlanjut hingga 10 tahun dan akhirnya membawa Atta menjadi atlet Kota Bandung. Sebagai atlet, Atta mendapatkan dukungan yang besar dari kedua orang tuanya dengan hadir di setiap pertandingan dan mengantarnya untuk latihan.
Menjadi seorang atlet tentu saja tidak mudah, jadwal latihan yang sangat padat membuat Atta harus pintar mengatur waktu antara kuliah, latihan, dan tentu saja social life miliknya. Atta menjelaskan bahwa agar ketiganya tetap seimbang ia membuat skala prioritas untuk menentukan kegiatan mana yang harus difokuskan. Saat ia mewakili Kota Bandung di PON XX Papua tahun 2022 silam, ia memprioritaskan Taekwondo sebelum kuliah, terlebih saat itu perkuliahan masih dilakukan secara daring sehingga memudahkan Atta untuk kuliah dimana saja. Apabila ia memiliki waktu luang setelah latihan, maka waktu tersebut digunakan untuk mengerjakan tugas- tugas dan pergi bermain bersama teman.
Meskipun Atta berusaha untuk tetap menyeimbangkan antara kuliah, latihan, dan social life-nya, terkadang ia masih sering merasa FOMO (fear of missing out) saat melihat teman-temannya berkumpul. Bahkan, Atta pernah berpikir untuk menyudahi karirnya sebagai atlet. Namun, saat pikiran tersebut terlintas, ia selalu mengingat kembali apa saja kontribusi Taekwondo bagi dirinya. ia merasa bahwa, Taekwondo sudah menjadi bagian dari dirinya. Melalui Taekwondo, Atta belajar tidak hanya bagaimana cara ‘menendang’ tetapi juga bagaimana mental dan sifatnya ditempa. Selain itu, ia juga mengingat semua prestasi yang sudah dicapai dimana Ia bisa membanggakan dirinya, orang tua, teman sekitar, kampus, hingga Kota Bandung.
Melalui Taekwondo juga, Atta diajarkan bagaimana arti perjuangan. Saat ia harus berjuang untuk menjadi lebih baik lagi, Atta pun menyadari bahwa benar usaha tidak akan mengkhianati hasil meskipun terkadang hasil yang kita dapatnya tidak sesuai dengan keinginan. Menurutnya, saat kita mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan keinginan, pasti ada hal lain yang lebih kita butuhkan dan akan kita dapatkan sehingga kita harus melihat sisi positif dan menikmati proses yang ada, karena kegagalan adalah salah satu proses untuk berhasil. Tidak hanya arti perjuangan, Atta juga menganggap bahwa Taekwondo mengajarkan dirinya untuk menjadi lebih disiplin dan menghormati sesama, baik junior maupun senior. Teman-teman yang suportif dan lingkungan yang baik untuk berkembang juga membuat Atta semakin yakin untuk bertahan di Taekwondo dan berjuang untuk menorehkan lebih banyak prestasi. (CA)