
Dr. Susanne Dida, MM., Bicara Seputar Buku “Sehat Ceria Di Masa Pandemi: Petualangan Jojo Anak Jatinangor”
Kepala Pusat Studi Komunikasi Kesehatan Fikom Unpad, Dr. Susanne Dida, MM., membagikan informasi seputar buku “Sehat Ceria di Masa Pandemi: Petualangan Jojo Anak Jatinangor” dalam program Hard Talk Hasil Riset dan Desiminasi Universitas Padjadjaran pada 28 Oktober 2021 lalu. Hard Talk yang mengangkat judul “Contoh Penelitian Pengembangan Yang Langsung Terasa Manfaatnya” kali ini merupakan program dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Padjadjaran yang bekerja sama dengan Fikom Unpad. Ibu Dr. Ira Mirawati, M.Si., turut serta berperan sebagai hos dalam program ini.
Pada awalnya, Kepala Pusat Studi Komunikasi Kesehatan (Pusdi Komkes) Fikom Unpad menyampaikan harapannya supaya anak-anak dapat memahami mengenai protokol kesehatan selama Pandemi COVID-19. Kemudian, Bu Susanne dan teman-teman dari Pusdi Komkes Fikom Unpad melakukan riset untuk mengembangkan suatu produk yang bisa mewujudkan harapan tersebut. Dalam proses pengembangan produk, tim menyadari bahwa program yang ditujukan untuk anak tentunya akan berbeda dengan orang dewasa. Bu Susanne menuturkan bahwa anak akan cenderung lebih menyukai buku yang terdapat gambar di dalamnya. Akhirnya, Tim Pusdi Komkes Fikom Unpad mengadakan formatif riset terkait sebenarnya apa yang diperlukan anak supaya mereka bisa memahami perihal protokol kesehatan.
Sebelum lahirnya harapan agar banyak anak bisa memahami protokol kesehatan, sebenarnya hal ini dilatarbelakangi oleh Bu Susanne yang menyadari bahwa anak-anak yang ada di Jatinangor belum mendapatkan informasi terkait bagaimana semestinya protokol kesehatan itu. Belum lagi saat ini, pembelajaran tatap muka sudah mulai bertahap dijalankan. Bu Susanne akhirnya terpikir untuk membuat komik, sebagai media yang menjadi langkah nyata untuk dijadikan bekal kepada anak dalam menjalani Pandemi COVID-19. “Saya melibatkan dosen muda, mahasiswa S-2, (dan) mahasiswa S-1,” ujar Bu Susanne.
Tim yang berpartisipasi dalam pengembangan produk ini terdiri dari dosen muda, mahasiswa S-2, sampai mahasiswa S-1. Tim Komkes mencari mahasiswa yang sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan, contohnya saat tim membutuhkan seorang penggambar, maka dicarilah mahasiswa yang bisa menggambar dan mau untuk bergabung dengan tim pengembangan ini. Saat membuat produk, dalam hal ini buku (komik), terdapat pula proses brainstorming, yang awalnya memiliki beberapa catatan khusus, seperti materinya yang sederhana, bahasanya yang mudah dipahami, dan terdapat pula muatan lokal di dalamnya.
“Satu materinya harus sederhana, nomor dua bahasanya harus mudah dipahami, kalau mungkin pakai bahasa yang ada muatan lokal,” ucap Kepala Pusdi Komkes Fikom Unpad tersebut.
Selanjutnya tim mencoba membuat seorang tokoh yang seolah-olah menjadi perpanjangan tangan dari Pusdi Komkes, yang kemudian tokoh itu diberi nama Jojo. Jojolah yang nantinya berperan untuk mengenalkan protokol kesehatan kepada para pembacanya. Proses pembuatan tokoh Jojo ini sangat menarik karena terdapat banyak aspek yang perlu diperhatikan, mulai dari karakter sampai visualisasinya. Tim juga melakukan uji coba kepada anak-anak perihal gambar mana yang paling cocok dengan karakter Jojo.
Sebelum ke lapangan, tim juga melakukan uji coba kepada anak-anak yang merupakan kerabat dari Tim Komkes itu sendiri. Saat uji coba tersebut, dibuat pula laporan yang berisi seputar pemahaman para anak terhadap buku “Sehat Ceria Di Masa Pandemi: Petualangan Jojo Anak Jatinangor”. Yang kemudian hasil dari laporan itu menjadi bahan perbaikan dan pengembangan dari buku ini.
“… bikin laporan seperti apa penangkapan mereka, berapa lama mereka menyelesaikan baca ini, ngerti atau tidak …,” ujar Bu Susanne.
Dari hasil uji coba yang dilakukan Tim Komkes, buku “Sehat Ceria Di Masa Pandemi: Petualangan Jojo Anak Jatinangor” dapat langsung dibaca dan dipahami oleh anak-anak dengan baik meskipun tanpa perlu dibimbing orang dewasa.
“… jadi buku ini, komik ini, ternyata tanpa kita bimbing dan sebagainya, orang (bisa) paham,” ucap Bu Susanne.
Program Hard Talk Hasil Riset dan Desiminasi Universitas Padjadjaran ini dapat disaksikan ulang melalui YouTube Universitas Padjadjaran. (NA)