Fikom Unpad dan KPID Jawa Barat menggelar Semnas ‘Bersiap Menyongsong ASO Menuju Digitalisasi Penyiaran Nasional’
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran bekerjasama dengan KPID Jawa Barat menyelenggarakan Seminar Nasional Hybrid yang merupakan bagian dari rangkaian acara Hari Penyiaran Nasional ke 89 dengan mengangkat tema “Bersiap Menyongsong ASO Menuju Digitalisasi Penyiaran Nasional” pada hari Rabu, 30 Maret 2022 pukul 08.00-12.00 WIB. Seminar dihadiri oleh Dekan, Wakil Dekan, Ketua Program Studi, dosen, undangan, serta mahasiswa dilaksanakan secara hybrid di Auditorium Fikom Unpad dan melalui zoom meeting.
Direktur Tata Kelola Legal dan Komunikasi Unpad Dr. H. Isis Ikhwansyah, S.H., M. H., dalam sambutannya menyampaikan Seminar Nasional dengan tema “Bersiap Menyongsong ASO Menuju Digitalisasi Penyiaran Nasional” yang diselenggarakan menjelang 1 April ini bertepatan dengan HARSIARNAS (Hari Penyiaran Nasional) tahun 2022 menjadi momentum dunia penyiaran Indonesia untuk menilai diri dan menyadari tantangan kedepan sekaligus memulai sejarah baru memasuki era digital. Kami sangat mengapresiasi penyelenggaraan acara seminar ini, sebagai mana diketahui bahwa setelah tertunda bertahun-tahun pemerintah menetapkan ASO di Indonesia yang akan berakhir pada tanggal 2 November 2022 dengan melalui tahapan yang cukup Panjang berdasarkan Permen 11 Tahun 2021 yaitu tahap pertama telah di lalui pada tanggal 30 April 2022 lalu tahap tahap kedua tanggal 25 Agustus 2022 dan tahap ketiga tanggal 2 November 2022. Melalui ASO ini akan terjadi perubahan landscape penyiaran nasional juga akan memberikan konsekuensi yang tidak sederhana, dunia penyiaran harus bergerak cepat menyiapkan beberapa hal dari aspek infrastruktur indutri Lembaga penyiaran dan masyarakatnya.
Faiz Rachman S.STP., MAP selaku Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik Diskominfo Jawa Barat dalam sambutannya menyampaikan bahwa HARSIARNAS ke 89 Tahun 2022 ini telah dimulai rangkaiannya dari tanggal 26 Maret 2022, semua tahapan dan rangkaian sudah berjalan dan terlaksana dengan lancar dan baik. Ini merupakan momentum yang luar biasa karena berkaitan dengan tema terkait ASO. Harapannya semoga rangkaian HARSIARNAS demikian juga tahap satu ASO ini berjalan dengan lancar di Jawa Barat dan memanfaatkan momentum ini untuk saat ini agar masyarakat mengetahui ASO.
Agung Suprio selaku Ketua KPI Pusat dalam sambutannya menyampaikan bahwa berbicara terkait digitalisasi ada beberapa pihak yang berkepentingan yaitu pertama TVRI karena TVRI adalah penyelenggara multiplekser, yang kedua yaitu TV Swasta sebagai penyelenggara Muks dan berharap TV Swasta dapat memberikan sosialisasi secara masif terkait dengan ASO kemudian Pemerintah Pusat (Diskominfo) dan Pemerintah Daerah (Pemprov Jabar) atau lebih khusus lagi Diskominfo Jabar kemudian audiens yang nanti akan menikmati siaran digital. Mengapa diselenggarakan dikampus? Karena kampus itu adalah tempatnya industri kreatif atau calon pekerja yang nanti bisa berkontribusi terhadap kreatifitas baik di televisi maupun internet karena ASO ini tidak hanya terkait dengan broadcast tetapi terkait dengan broadband jadi sektor lapangan pekerjaan nanti akan terbuka sangat banyak oleh karena ASO.
Rosarita Niken Widiastuti Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informasi menyampaikan mengenai digitalisasi dimana kita semua sangat memahami bahwa digitalisasi merupakan keniscayaan mau tidak mau suka tidak suka kita akan memasuki era digitalisasi ini. Digitalisasi masuk ke semua lini kehidupan kita tak terkecuali terkait dengan penyiaran. Pada tahun 2020 lalu presiden mengintruksikan kepada kementerian kominfo untuk melakukan percepatan transformasi digital.
Agenda selanjutnya adalah talk show dengan narasumber Mulyono Hadi Purnomo selaku Wakil Ketua KPI Pusat, Supriyono, S. Kom., M.M selaku Direktur Teknik TVRI dan Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S. Sos., SH., M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran dengan moderator dosen Fikom Unpad FX. Ari Agung Prastowo, S. Sos., M. I.Kom. Tidak sedikit orang yang tau apa itu ASO dan Mulyono Hadi Purnomo menjelaskan bahwa kita harus sudah mengganti dari yang analog ke digital kalau diibaratkan dulu TV hitam putih ke TV berwarna siaran vhf ke siaran uhf dan secara prinsip itu hanya mengganti antena sama halnya TV analog ke TV digital hanya menambahkan set top box, harapannya dengan ASO semakin tersebar.
Selanjutnya menurut Supriyono, S. Kom., M.M. bahwa urgensinya meninggalkan dunia analog menuju dunia digitalisasi bahwa manfaatnya sudah jelas terkait digitalisasi. Ada beberapa keuntungan terkait digitalisasi misalnya untuk negara yaitu ketika sudah dilakukan digital secara total kemudian ada yang namanya digital deviden itu yang akan dikembangkan dan pemerintah yang akan mengembangkan kegunaan menjadi internet broadband dengan kecepatan yang sangat supra tinggi dan tentunya akan memberikan dampak kepada masyarakat secara umum baik secara finansial maupun indirect. Dari perspektif komunikasi melihat fenomena masyarakat yang belum mengetahui apa itu ASO apakah masyarakat saat ini membutuhkan percepatan ASO? Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S. Sos., SH., M. Si. sepakat bahwa digitalisasi itu perlu baik itu perlahan maupun cepat karena Indonesia sudah tertinggal tetapi ternyata digitalisasi di Indonesia khususnya penyiaran dari awal sudah adanya perbedaan pandangan tetapi secara perlahan makin mulus. Kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan secara total harus didekatkan berbagai kepentingan dan segera dihilangkan. Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan penandatanganan perjanjian Kerjasama antara Fikom Unpad dan Asosiasi Televisi Siaran Digital Indonesia. (DM)